Oleh : Rizky Mauraji
Dunia perfilman memang merupakan
dunia yang sangat banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Padahal adegan-adegan
yang ditayangkan tidak sepenuhnya berangkat dari kisah nyata melainkan sebagian
besar adalah rekayasa. Entah kenapa, dari yang muda sampai tua merasa bahwa
sebuah film adalah tontonan yang sangat menarik, mungkin karena disatu sisi
membuat para penonton terbawa suasana dan hanyut dengan alur cerita yang
dimainkan dalam sebuah film. Sebut saja BAPER, suatu istilah keren kids jaman now. Itu sebabnya kenapa
industri perfilman secara pendapatan sangatlah begitu besar.
Berbicara kata BAPER, memang sudah
tidak asing lagi dirasakan jika sedang menonton sebuah film, sebut saja Drama Korea
dan Bollywood. Maaf, bukan bermaksud mendiskreditkan film-film yang lain. Tetapi
karena penulis lebih suka mengkaji dua industri film ini, dengan melihat
pengaruhnya terhadap orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman, saudara,
bahkan mungkin juga calon pacar.
Serupuuuttt kopinya dulu, bisa-bisa
saya dibully habis oleh mereka karena tulisan ini. Hehehehe..!!
Kemarin, disaat sedang santai
diwarung kopi, ada seorang sahabat dekat bertanya kepada saya, “ente lebih suka
Drama Korea atau Indian“ ?. Saya langsung kaget sembari menatapnya tajam. Pikirku
sederhana, “aneh
betul kawan saya ini, bertanya dengan hanya memberi dua opsi jawaban, Drakor
atau Indian“
?. Padahal masih banyak industri film
lainnya, semisal Hollywood, Anime, Jepang, Thailand, Malaysia, dan masih banyak
lagi. Bahkan lebih kurang ajarnya, film Indonesia sendiri tidak masuk dalam opsi
pertanyaannya. Aahh, sudahlah. Dia yang bertanya kenapa saya yang kerepotan
mikir, bukannya menjawab.
Tapi pertanyaan diatas tidak akan
saya jawab langsung. Saya hanya akan memberi gambaran dari kedua industri film
ini, apa dan bagaimana menilai seberapa menariknya kedua film itu, terlebih
pengaruhnya.
Yang
pertama, Drakor atau Drama Korea.
Sebuah industri perfilman korea yang begitu banyak diminati di Indonesia. Menariknya
Drakor ini memiliki durasi film yang begitu lama karena ditayangkan episode per
episode. Selain minat terhadap alur cerita, pemeran tokoh dalam Drakor yang
sebagian besar pemerannya memiliki wajah tampan dan cantik, sebut saja Lee Min-Ho dan Park Shin-Hye. Mungkin karena wajah pemeran yang tampan dan cantik inilah
sehingga mendapatkan minat tersendiri juga dihati para pecinta drakor.
Sebuah artikel berjudul “Bahaya Menonton
Drama Korea Bagi Psikologis Remaja“ yang dimuat di media kompasiana pada tanggal 12 April 2016, menjelaskan bahwa ada 4
pengaruh negatif drama korea terhadap orang yang berlebihan dalam hal ini
pecandu Drakor. Dampak negatif yang pertama
yaitu tidak realistis memandang kehidupan, karena membuat seseorang akan lebih
banyak berhakyal dan berekspektasi tinggi, dan berharap dalam kehidupan nyata harus
sesuai dengan apa yang ditontonnya. Yang kedua,
berbicara ala gaya korea, karena jika logat bahasa korea ketika diaplikasikan
dalam berbahasa Indonesia menjadi tidak enak didengar, misalnya oppa..saranghe. kata ini ketika
diucapkan oleh para remaja akan terdengar nada alay, dan rada-rada manja. Bukan
hanya masalah cara berbicara, life style
juga seringkali ditiru padahal bisa jadi tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka akan terkesan memaksa. Yang ketiga, penuh ambisi, obsesi, dan menghalalkan segala cara,
bagaimana tidak ?. kebanyakan remaja ketika aktor yang diidolakan datang ke
Indonesia, mereka dengan ambisi dan terobsesi untuk melihat aktor yang
diidolakan tersebut, walaupun perjalanannya harus keluar kota dan bahkan tiket
yang dijual harganya selangit. Yang keempat,
kurang istirahat dan cenderung introvert, karena drama korea memiliki durasi
yang lama sampai episode per episode, pecinta drakor sampai rela menghabiskan waktunya
dan lupa melakukan kegiatan lain serta mengabaikan lingkungan sekitar dikarenakan
terbiasa asyik dengan dunianya sendiri.
“Bagaimana
dengan Bollywood“ ? sontak teman saya memotong penjelasan saya. Mungkin
dia berpikir kenapa celotehan saya hanya Drakor yang saya soroti apalagi semua
yang saya sebutkan diatas adalah dampak negatifnya.
Karena tau maksudnya, saya dengan
senyum lantas menjawab “waktu saya sudah
habis untuk mengulas dampak negatif dari Bollywood, tapi yang jelas Dampak negatif dan positif tidak
bisa dipisahkan seperti kopi yang kupesan ini“
“Pintar sekali kau ngelesss“, sambil tertawa
lebar sahabat saya itu.
Sebelum beranjak pergi, sahabat
saya masih penasaran. Sambil mendekat dia mengulangi pertanyaannya. “Suka Drakor atau Bollywood“ ?
Karena kasihan, saya lantas
menjawab : “DRAKOR,
Korea Utara Tapi“.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar