Oleh : Rizky Mauraji
Ada
sebuah postingan menarik dimedia social yang mungkin tidak harus kusebut nama
akunnya. Postingannya begini “Mungkin dia
bukan Jodohku”. Sebuah kalimat sederhana yang pada akhirnya menjadikan kata
Ikhlas sebagai pengubur semua harapan.
Baiklah,
dalam hal ini kita semua tentu percaya atas ketetapan dan takdir Tuhan, salah
satunya tentang jodoh. Bahwa setiap manusia itu akan berjodoh atau dengan kata
lain setiap manusia berpasang-pasangan yakni laki-laki dan perempuan. Seperti
yang dijelaskan dalam QS. Al-Hujaraat ayat 13 dan QS. An-Nisa ayat 1.
Tetapi
masalahnya begini, yang menarik dari postingan diatas adalah pemaknaan konsep
takdirnya tentang jodoh seakan-akan sudah diatur siapa jodoh kita. Sehingga
sekeras apapun usahamu, sekuat apapun ikhtiarmu, engkau akan tetap jatuh pada
ketetapan SIAPA atau dalam hal ini
pasangan yang sudah diatur oleh Tuhan sebagai bentuk dari takdirnya. Kalau
dilogikakan secara terbalik, Ini sama halnya tulisan yang anda baca ini tetap akan ada, walaupun sipenulis asyik
tidur dan tidak pernah membuka apalagi menyentuh keyboard computernya. Lah terus
ditiup, entahlah…..??
Tuhan
itu Maha Adil, Adil dalam artian Tuhan akan memberikan sesuai dengan usaha dan
ikhtiar manusia. Mulai dari rejeki, kematian, dan juga jodoh yang memang ketiganya
itu merupakan takdir yang tidak dapat dirubah. Akan tetapi konteks tidak dapat
dirubah yang dimaksud, bukan berarti melemahkan manusia dan mengabaikan ikhtiar
untuk itu. Karena kata tidak dapat dirubah yang dimaksudkan diatas, menjelaskan
bahwa setiap manusia pastinya akan mendapatkan rejeki, setiap manusia pastinya
akan merasakan mati, dan setiap manusia pastinya berjodoh atau memiliki
pasangan.
Lantas
apa yang membedakan ??
Yoo,
Ikhtiarmu Cong.
Anda
tidak mungkin berdiam diri dikamar dan rejekimu datang dengan sendirinya. Anda juga
tidak mungkin kerjanya hanya tidur, tidak pernah olahraga, makan makanan yang
tidak bergizi, meminum minuman keras, memakai narkoba, lantas berharap untuk
berumur panjang.
Begitu
juga dengan jodoh, anda tidak akan mungkin mendapatkan istri sholeha sedangkan
dirimu sendiri penuh dengan kemaksiatan dan
bergelimang dosa. Maka ikhtiarmu adalah memantaskan diri untuk itu.
Karena pasanganmu adalah cerminan dirimu. Hal ini sudah sangat jelas
dalam QS. An-Nur ayat 26 “Wanita yang
tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik untuk
wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan
lelaki yang baik untuk wanita yang baik”
Diminum
Kopinya…!! Tapi jangan lupa diangkat cangkirnya, karena tidak akan mungkin
cangkirnya berdiam diri di meja dan kau merasakan pahit kopi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar